Determinan Resiko Diabetes Mellitus Tipe II Pada Lansia di Panti Rehabilitasi Sosial Lanjut usia (PRSLU) Karawang
Abstract
Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Manusia seperti halnya semua makhluk hidup didunia ini mempunyai batas keberadaannya dan akan berakhir dengan kematian. Lansia merupakan salah satu kelompok atau populasi berisiko yang semakin meningkat jumlahnya. Perubahan-perubahan pada usia lanjut dan kemunduran kesehatannya kadang-kadang sukar dibedakan dari kelainan patologi yang terjadi akibat penyakit (Zeilen Fitriana, 2021).Diabetes mellitus yang terdapat pada usia lanjut gambaran klinisnya bervariasi luas dari tanpa gejala sampai dengan komplikasi nyata yang kadang-kadang menyerupai penyakit atau perubahan yang biasa ditemui pada usia lanjut. Prevalensi penderita Diabetes diperikarakan selalu mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia penduduk 19.9% atau 171,2 juta jiwa khususnya pada usia 65-79 tahun yang sering terjadi (Riskesdas, 2020).
Diabetes tipe 2 merupakan sebuah penyakit yang diakibatkan adanya kenaikan gula darah karena terjadinya penurunan seksresi insulin yang rendah oleh kelenjar pankreas (Irwansyah & Kasim, 2021). Diabetes mellitus yang terdapat pada usia lanjut gambaran klinisnya bervariasi luas dari tanpa gejala sampai dengan komplikasi nyata yang kadang-kadang menyerupai penyakit atau perubahan yang biasa ditemui pada usia lanjut.Berdasarkan data Riskesdas tahun 2022 Jawa Barat menempati posisi kedua yang memiliki proporsi penduduk terbesar yang mengalami gejala diabetes sebanyak 225,136 juta jiwa, sehingga diartikan Jawa Barat dapat berpotensi menjadi jumlah penderita terbesar di Indonesia. Prevalensi Riskesdas tahun 2020 pada kabupaten kerawang menyatakan total penderita Diabetus Mellitus mencapai 139.392 orang (Riskesdas, 2020). Dan menurut data Panti Rehabilitasi Lanjut Usia (PRSLU) Karawang didapati sebanyak 66 lansia 50% merupakan penderita DM tipe 2.